Juni 06, 2008

Di Pusaramu

1

Wajah yang sendu

sedang apa hatimu

Ada bintik di pipimu

tanda rindu yang terlalu

2

Pada saatnya semua beranjak

dari ranting yang dulu kuat

mendekap. Angin asing kini bergelandang

yang mungkin akan membawa ke entah

kau lihat lembayung itu?

Ia telah menunggu sejak tadi

Kemarin pagi.

3

Menjalani siklus. hidup adalah peradaban

Tuhan. yang bernama makhluk menjalani

semesti dan meski tetap berkehidupan

karena kesementaraanlah yang bikin kita

berhasrat tetap berlaga

4

Perjalanan tanpa peta. Kehidupan

Seperti teka teki karena kita doyan

dengan misteri dengan akhir tak terduga

Peristiwa demi peristiwa berlangsung

Alami.

5

Akulah peluru. Aku melihat

Peluru melihat aku. Peluru berhamburan

dari moncong kekerasan, berhamburan

menembusi jantung kelembutan

6

Dan selama kepanaan menjadi selimut

Abadi. Kilau itu pun segera sirna. Bulan

boleh tersenyum pada malam tapi begitu

matahari terbit bulan pasi bahkan mati

muncul kembali di abad lampau

7

sebagai batu tak beribu, berada di sungai

berlumut dan luput dari ingatan, namun

sebagai batu ia tahu siapa yang menjadikannya

berada di sungai jauh dari ramai

8

Ada bunga ditaburkan warna warnamu

ada suara berloncatan. Angin mempercepat pertemuan

di pohon tua. Air yang dikucurkan meresap

dihisap malam menghadirkan benderang

tapi wangi bunga itu tak sampai sampai

ke pantai-ngaraimu

9

Kisahmu masih berlaku setelah kau kembali

ke rumahmu yang tak ditumbuhi pepohonan

kebun belakang peristirahatan panjang

harimu telah selesai

10

Tinggal burung-burung hantu warna emas

emas bersepuh ketakutan dan harapan

untuk berulang ke mula

namun tembakan itu jitu

tepat ke bisu.

Januari-November 2004

0 komentar: