Sunyi kekal di dada
Air mata serta percakapan sepanjang sejarah
Mengental di tanah merah
Kata-kata menguap di bibir kering
Mengutuk awan yang tergesa pergi
Di terik hati yang terus meluncurkan
Perih. Adakah yang tertangkap langit
Dari hujan yang menahan nafas dari gairah kejatuhannya Setelah seharian membungkus nyeri dengan puisi
Tak ada isyarat selain
udara yang melesat bagai peluru
Nancap di dada
Di tangisan anak-anak yang lapar
Mengalirkan duka
Di karatan waktu yang mengalirkan
Sunyi sampai ke lautan
Tempat semua doa bermula
Garut, Mei 2008
1 komentar:
it's a nice poet
Posting Komentar