Juni 06, 2008

Silence Song

Sunyi kekal di dada

Air mata serta percakapan sepanjang sejarah

Mengental di tanah merah

Kata-kata menguap di bibir kering

Mengutuk awan yang tergesa pergi

Di terik hati yang terus meluncurkan

Perih. Adakah yang tertangkap langit

Dari hujan yang menahan nafas dari gairah kejatuhannya Setelah seharian membungkus nyeri dengan puisi

Tak ada isyarat selain

udara yang melesat bagai peluru

Nancap di dada

Di tangisan anak-anak yang lapar

Mengalirkan duka

Di karatan waktu yang mengalirkan

Sunyi sampai ke lautan

Tempat semua doa bermula

Garut, Mei 2008

1 komentar:

Anonim mengatakan...

it's a nice poet